Kemarin saya memposting beberapa foto sidang dan yudisium mahasiswa MAP Untirta di instagram.

Menyenangkan sekaligus mengharukan.

WhatsApp Image 2018-01-30 at 14.25.15

Sebagai Kaprodi, pembimbing sekaligus penguji untuk beberapa mahasiswa, saya tahu betul bagaimana teman-teman mahasiswa ini berjibaku dengan segala upayanya menyelesaikan studinya di MAP. Bahasa saya, lolos lubang jarum. Telat sedikit, mesti bayaran lagi 🙂

Nah, karena saya mengajar di kelas sejak sebagian mereka semester satu, dan jumlah mahasiswa Pasca tidak banyak. Saya agak paham proses perjuangan mereka.

Kelulusan dan menyelesaikan studi, ternyata tidak begitu berkorelasi dengan nilai di transkrip, keaktifan bertanya atau berdiskusi di kelas, atau penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Bukan berarti aspek-aspek ini tidak penting, tapi ini mah sudah seharusnya melekat dengan sendirinya karena proses belajar.

Kelulusan mahasiswa lebih tergantung pada konsistensi pada pilihan, keseriusan bimbingan dan daya tahan selama melakukan proses penyelesaian tugas akhir.

Konsistensi pada pilihan meliputi pemilihan tema, pendalaman tema, dan tidak mudah tergiur melihat berbagai tema lain yang tidak kalah menarik. Kalau bisa, malah dari sejak mata kuliah metode penelitian, menyorongkan tema tugas sejalan dengan tugas akhir yang akan dilakukan. Hitung-hitung mengumpulkan data sudah dilakukan jauh-jauh hari. Jika ini bisa, sudah menjadi modal besar mengurangi waktu penyelesaian studi.

Keseriusan bimbingan tidak kalah penting. Sepengalaman saya dibimbing maupun membimbing di perguruan tinggi, mahasiswa yang rajin datang bimbingan dan mengikuti saran dosen pembimbing adalah yang cepat selesai. Dosen pembimbing bukan lawan untuk dibantah, ia untuk diikuti. Sekilas memang arogan. Tapi begitulah adanya. Sepanjang mengikuti nilai-nilai akademik, maka berkompromilah (baca: ikutilah) dengan apa kata dosen pembimbing. Jika meminta tambahan teori, tambahkanlah. Jika meminta tambahan data, carilah. Jika meminta pengayaan analisis, diperkayalah. Simpelnya, ikutilah. Setiap bertemu pembimbing, pastikan ada progress dari apa yang diminta pembimbing. Jika ada kesulitan, tentu sampaikanlah setelah berusaha keras, jangan aleman. (Tapi kalau minta sesajen mah laporkan ke Kaprodi ya, he he)

Walaupun tentu saja berargumen secara ilmiah, mempertahankan ide boleh-boleh saja, tapi tidak ngeyel dan eyel-eyelan. Jika ada aspek tertentu yang kita agak berbeda dengan pembimbing, katakanlah sudut pandang tertentu, kita bisa buat itu setelah lulus.

Ketiga, daya tahan. Membuat tugas akhir di level manapun, skripsi sampai disertasi, tentu saja melelahkan dan memuakkan. Tak jarang saking intensnya, kepikiran sampai kebawa mimpi segala. Nah, tugas akhir yang baik adalah yang dikerjakan atau dituliskan, bukan dipikirkan doang. Tuliskan apa yang ada di pikiran. Tenang saja, pasti akan ada proses perbaikan sampai pengeditan. Saya senang memeriksa draft mahasiswa yang acak-acakan daripada yang datang tidak membawa apa-apa.

Pembimbing ngomel atau mencorat-coret draft tugas akhir, ya memang tugasnya begitu, daripada diapprove dengan mudah tapi anda dibantai di sidang akhir oleh penguji dan pembimbing hanya senyum-senyum simpul. Lebih bahaya…

Banyak yang tumbang di aspek daya tahan ini. Melarikan diri untuk sementara dengan masak, mancing atau maen game sih boleh-boleh saja, tapi ketika keasyikan di pelarian dan menjadi dalih untuk tidak mengerjakan tugas akhir, itu nggak bener. Harus ada target waktu yang jelas.

Tugas akhir (Skripsi, Tesis atau Disertasi) yang baik adalah yang selesai, bukan yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah 🙂

 

Karawaci, Selepas Subuh

 

1 Komentar »

  1. Alhamdulillah, terima kasih abah pernah menjadi Dosen sekaligus Dosen Pembimbing wie saat wi menyusun Tesis, hamdalah di dosenin abah sekaligus dosbingnya abah. Terima kasih atas segala hal bermanfaat yang telah diberikan buat wie. Inspiratif sekali artikel ini *wie suka*. Wi sangat setuju bahwa suatu karya ilmiah itu diselesaikan alias selesai bukan sempurna, coz perfect hanya milik ALLAH SWT.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.