Kembali Mengajar
Sejak tanggal 30 agustus kegiatan belajr di UI sudah mulai. rutinitas juga sudah mulai berjalan, mengajar di depok setiap hari senin. Bedanya, mata kuliah yang diampu berkurang. Semester ini hanya […]
Catatan harian seorang Abah
Sejak tanggal 30 agustus kegiatan belajr di UI sudah mulai. rutinitas juga sudah mulai berjalan, mengajar di depok setiap hari senin. Bedanya, mata kuliah yang diampu berkurang. Semester ini hanya […]
Sejak tanggal 30 agustus kegiatan belajr di UI sudah mulai. rutinitas juga sudah mulai berjalan, mengajar di depok setiap hari senin. Bedanya, mata kuliah yang diampu berkurang. Semester ini hanya mengajar pengantar ilmu politik. politik dan pemerintahan desa tak bisa mengajar karena waktunya berbenturan dengan jadwal mengajar di untirta. perkembangan lain, departemen ilmu politik juga tak menoleransi dosen yang belum selesai S2. jadi ada beberapa kolega yang tak bisa mengajar.
Jadwal di untirta hari selasa dan rabu, siang dan malam, mengajar pengantar ilmu politik, metode penelitian sosial dan politik lokal. masih ada tugas tambahan sebagai kepala lab yang tampaknya bakal cukup sibuk, soalnya sudah ada kesepakatan kegiatan sekitar enam bulan dengan TIFA.
nah kesibukan lain ya mbaca (banyak hutang baca), menulis (banyak banget keinginan, tapi juga banyak malesnya) terutama untuk buku dan jurnal, menyiapkan paper dan keberangkatan (baca: cari ongkos, he he) ke beberapa seminar internasional. yah begitulah, semoga semua lancar-lancar saja.
oh ya, selain buku membaca banten, membaca indonesia yang baru diluncurkan ada satu buku lagi yang harusnya terbit berisi tulisanku The Kiai in Banten: Shifting Roles in Changing Times dalam buku Masaaki, (eds.), Islam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesia (Kyoto: Center for Southeast Asian Studies; Jakarta: Wahid Institute; Taipei: Center for Asia-Pacific Area Studies, 2009).