Satu waktu saya berbincang dengan seorang sahabat. Ia lulusan S3 dari salah satu Universitas terbaik di Jepang dan menyandang dua gelar master, satu dari Inggris dan satu dari Jepang. Oh ya, kalau tak salah gelar sarjananya juga dua. Ia dosen di salah satu PT keagamaan di Jakarta. Setiap tahun, selama tiga bulan ia mengajar dan membimbing mahasiswa S3 di salah satu PT di Jepang, sebagai Professor. Karya-karyanya dalam bidang ekonomi-politik bisa dibaca di berbagai jurnal internasional bereputasi.

Sambil makan udon bertiga di Teramachi, ia mengatakan bahwa karya-karyanya lahir di rumahnya. di Kampusnya di Indonesia ia tak punya meja kerja dan pada akhirnya terpaksa ke kampus hanya jika jam mengajar saja. Begitu juga dalam membimbing mahasiswa, itu dilakukan pagi-pagi sekali di rumahnya. Waktu dan fasilitas (ruangan, perpustakaan) justru bisa ia nikmati ketika sedang bertugas di Jepang selama tiga bulan setiap tahunnya.

Tentu tak semua bisa sehebat beliau. Namun capaian dan reputasi yang dimilikinya sungguh hebat, mengalahkan keterbatasan yang ada di institusi tempatnya bekerja.

Namun tentu saja, jika keterbatasan seperti ketiadaan meja kerja, ruang privat, akses internet bagus, perpustakaan lengkap, akses jurnal oke — terpenuhi akan lebih banyak karya besar dihasilkan.

Ini persoalan hulu yang nampaknya sama sekali tak mendapatkan perhatian menteri keriting (kementerian riset dan pendidikan tinggi) dalam rakernas-nya beberapa waktu lalu. Saya terus terang mengkhawatirkan cara berpikir melulu di hilir (seperti komersialisasi riset atau link and match kampus-industri) seakan-akan persoalan hulu sudah selesai. Padahal belum sama-sekali.

Namun belakangan ini ada juga kabar gembira. Beberapa waktu lalu webometric menerbitkan daftar peneliti bereputasi baik di tingkat dunia maupun beberapa negara, salah satunya Indonesia. Daftar peneliti terbaik ini diurutkan berdasarkan h-index. Ini dia dua puluh besar Indonesia dari http://www.webometrics.info/en/node/96.

Screenshot 2015-03-11 19.13.45

Sayangnya tak ada nama dari kampus tempat saya bekerja. Namun listing nama-nama di atas menyenangkan juga. Ternyata ada juga ilmuwan Indonesia yang bekerja keras berkarya di tengah berbagai keterbatasan.

Ini jadi motivas buat newbie yang nggak hebat seperti saya. H index saya juga baru dua, masih jauuuuuh untuk bisa masuk daftar tersebut. He he, tentu saja masuk daftar bukan tujuan 😉

Screenshot 2015-03-11 19.16.26

3 Comments »

Tinggalkan Balasan