Dalam berinteraksi dengan dunia maya, ada dua tipe manusia yang berbeda secara ekstrim.

Ada Manusia online dan manusia offline.

Saya sendiri manusia online, masuk ke dalam dunia maya.

Maka saya punya akun fesbuk, twitter, liked-in, blog, dan sebagainya. Dunia maya membuka banyak peluang: bisnis, jaringan, pengetahuan, dan sebagainya.

Namun saya hidup di dunia maya dengan penuh kesadaran. Katakanlah memasang status fesbuk atau berkomentar di twitter dengan seksama. Ya, banyak jebakan di dunia maya, kalau tidak hati-hati bisa jatuh.

Ya ada yang jatuh karena plagiat (dunia maya membuka kemungkinan sebuah plagiasi dibingkar hanya dengan google), foto tak wajar beredar, mengeluarkan pernyataan gak pantes di media sosial, dan sebagainya. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil.

Oh ya saya juga punya banyak kawan di dunia maya yang tak pernah bertemu di dunia nyata. It`s fine asal jangan saling merugikan. Jika kecenderungannya negatif, diputus saja.

Nah ada banyak orang yang sebagian besar hidupnya di dunia maya, yang berbeda jauh dengan kehidupan di dunia nyata. Di dunia maya nampak alim, bijaksana, berwibawa, dan lain-lain. Di dunia nyata sebaliknya.

Ya di dunia maya kita bisa mengedit dan menampikan hal-hal baik saja bukan? Kataknlah mengedit muka pake fitur “beauty face” dari Samsung, jadilah jerawat kita pada minggir. Mengutip kata-kata bijaksana para sufi di fesbuk atau twitter, menutup sikap keseharian yang seringkali menyebalkan orang-orang terdekat. Menampilkan foto-foto mesjid dan orang beribadah sambil mencaci orang yang berbeda, menutup keseharian yang sebenarnya jauh dari ibadah dan akhlak yang baik.

Ya tentu saja ini contoh-contoh bagaimana dunia maya bisa menjadi topeng. Kalau anda kan nggak 😉

Nah selain manusia online, ada juga manusia offline.

Bagi sebagian orang, dunia maya mengancam privasi, mengganggu kenyamanan dan bisa menimbulkan masalah.

Jadilah ada yang alergi memasang foto sendiri, foto orang lain, atau tak mau bergabung dengan media sosial.

Seorang kawan yang sekolah di salah satu kampus terbaik di dunia misalnya, bahkan berusaha menghapus jejak-jekanya di dunia maya untuk alasan tertentu.

Ya, jika bagi sebagian orang dunia maya adalah madu dengan segala kenikmatannya, bagi sebagian yang lain itu adalah racun berbahaya.

***

Bagaimana dengan anda?

Kalau buat saya, masuk dunia maya dengan bertanggungjawab. Jangan tersesat di dalamnya, tapi jadilah pemenang.

Salam.

2 Comments »

Tinggalkan Balasan