Bulan ini adalah awal tahun 2017.
Seperti biasa saya membuat beberapa catatan tentang 2016 dan rencana 2017.
Dipublish biar malu, he he. Kalau sudah mulai biasanya memaksa rencana untuk dilaksanakan. Kalo disimpen sendiri biasanya terlupakan dan melapuk.
Tahun 2016 bisa dikatakan tahun comeback dari kepulangan dari Jepang. Bukan comeback dalam arti sesungguhnya. karena saya pulang sekolah tahun 2015 akhir. Namun awal-awal 2016 adalah semacam bangun dari tidur atau mengakhiri transisi dan kembali ke kehidupan normal.
Harus diakui pulang-pulang dari luar negeri setelah tinggal di sana selama sekitar 3 tahun adalah hal yang cukup berat. Bagi keluarga, transisinya meliputi urusan dapur dan sekolah, tang tetiba menjadi persoalan cukup menantang. Anaks yang di Jepun sekolahnya dijamin oleh negara tetiba terpaksa masuk ke SD swasta karena mempertimbangkan transisi yang lebih sulit jika masuk SDN. Yups, Ilham harus masuk kelas dua dan belum lancar membaca dalam bahasa Indonesia, jagonya baca hiragana. Masa-masa transisi semacam ini yang cukup berat. Ayal misalnya masuk kelas 5 dan harus menghadapi pelajaran2 yang lebih berat. karena masuk SD Islam, maka momok terberatnya adalah bahasa arab. Ia mendapatkan nilai 3 dari skala 0-100 dalam sebuah ujian.
Ibun di kantor tertinggal kariernya karena setelah pulang master di belanda langsung ikut abah ke Jepun dan mengambil CLTN.
Jadi tahun 2016 adalah masa-masa yang cukup berat. Awal-awal bulan berbagai tunjangan juga belum mulai turun karena proses transisi tadi. Drama politik kampus yang nggak asyik juga menambah keruwetan.
Namun pelan-pelan semua membaik.
Anak-anak mulai bisa mengatasi persoalannya. Ilham mulai memiliki banyak teman. Ayal bekerja keras mengatasi ketertinggalan. Ibun semakin mantap di kantornya.
Aku sendiri secara mengejutkan mulai memiliki banyak kesibukan. Dilantik menjadi anggota DRD, diikuti dilantik menjadi Kaprodi MAP pascasarjana, dan ndilalah juga menjadi pengurus Kwarda Pramuka Banten bidang Puslitbang.
Jadilah lumayan sibuk, pontang-panting. Ditambah urusan pindah rumah dari tempat ngontrak ke rumah sendiri. Alhamdulillah, selesai di penghujung 2016.
***
Yang kurang bisa saya lakukan di tahun 2016 adalah fokus menulis karya akademik. Padahal ini mutlak harus dilakukan jika sesuai rencana saya mengajukan Guru Besar di tahun 2018 atau 2019. Hanya satu konferensi internasional di Taipei yang saya ikuti. Itupun dengan paper yang masih belum selesai, karena terkait pilkada DKI Jakarta yang masih berlangsung.
Oh ya, satu penelitian bekerjasama dengan KPU yang digarap bersama beberapa teman bisa diselesaikan, namun memang masih belum dibuat format publikasinya. Satu proposal diajukan dari sekian banyak rencana 🙁
Beberapa naskah paper atau buku juga tergantung, nyaris selesai, namun belum tuntas.
Alasannya selalu kesibukan. Padahal semua orang juga sibuk.
Lantas tahun 2017 mau ngapain bah?
***
Tahun ini saya akan menyepi di Bangkok selama dua minggu untuk menyelesaikan sebuah buku yang ditulis bersama seorang Professor Jepang. Semoga tidak terganggu jalan-jalan atau nonton operet ladyboy.
Naskah dua buku saya sendiri terkait mata kuliah menunggu diselesaikan. Hufff
Tahun ini juga ada dua target paper disubmit ke jurnal internasional bereputasi. Harus ya mengejar target di tahun selanjutnya. Kalau ndak ya molor lagi.
Jadi memang harus betul-betul mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan malesnya itu lho
…
Soal pekerjaan, rasanya masa-masa belajar jadi Kaprodi sudah selesai, sekarang saatnya bikin gol, he he