Jika hari ini adalah sepuluh tahun yang lalu, mungkin aku tak aka nada di tempat ini. Ada dua alasan. Pertama, tentu saja soal idealisme anti kapitalisme. Bagaimanapun, aku yang dulu – kurus dan penuh semangat berada dalam barisan paling depan menentang UI yang kampus rakyat menjadi kampus milik rakyat berduit saja. Hmm sedangkan  tempat yang aku duduki sekarang jelas adalah simbol kapitalisme.

Kedua, tentu saja soal kemampuan. Dulu, aku yang kurus dan dalam masa pertumbuhan mengorganisir diri dalam berbagai kelompok diskusi yang tak hanya rajin berdiskusi sampai subuh, tapi juga giat mencari informasi soal seminar yang memberikan makan siang gratis dan tanpa malu berdesakan demi bertahan hidup. Aku juga berusaha mencari sesuap nasi (tentu saja bukan sesuap berlian) dengan mengajar bimbel, mengisi berbagai pelatihan dan berjualan  peralatan outdoor di pasar kaget UI.

Suasana berubah,  kini aku (masih) mengajar di kampus yang sama, dengan suasana yang jauh berbeda. Aku yang berperut maju mengajar mahasiswa yang memegang buku teks lengkap seperti yang aku anjurkan di SAP. (hmm sementara dulu aku dan kawan-kawan mengantri di perpustakaan fisip yang kusam dan kuno untuk bisa baca buku)

Kini, aku duduk mengagumi perpustakaan UI yang megah di sebuah sudut Starbucks Coffee yang memiliki view ke danau UI. Tempat yang digugat oleh sebagian orang dan dipuja oleh sebagian orang. Buktinya, sulit mencari tempat duduk yang nyaman karena banyaknya orang yang mampu minum kopi disini.

Aku sendiri sedang menunggu seorang kawan yang di perjalanan dari kantornya di DPR. Kawan sama melarat ketika kuliah dulu dan sekarang sama-sama mau bertemu untuk menertawakan sekelumit  kehidupan kami di kampus ini.

Oh ya, aku sendiri sengaja duduk di pojok ini, mencari tempat menulis paper , karena kalau di rumah pasti sudah diajak main mamah-mamahan oleh Ayu dan Ilham. Tentu saja sambil minum Iced Caramel Macchiato, Grande seharga empat puluh tiga ribu.

Depok, 27 Okt. 2011

(Foto: Margaret Puspitarini/okezone)
foto: http://lib.ui.ac.id//

Tinggalkan Balasan