Pagi aku bergegas menuju kampus. Setiap rabu pagi giliran show di kampus, ada tiga kelas PIP dan satu kelas Studi Kebantenan. Jam delapan pagi sudah di kelas dan belum sarapan, karena gas habis. Eng ing eng, ternyata mahasiswa baru kelasku sebagian besar jadi panitia seminar soal sex bebas, dan pesertanya mereka juga. jadilah atas permintaan kelas a,b dan c dipindah ke seminar tentu saja ditambah tugas resume dari buku babon perwakilan dan partai politik.

Hmm, jadilah menuntaskan urusan domestik ke BTN. Ada tunggakan kredit rumah selama tiga bulan, gara-gara rekening btn-ku gak bisa nerima transfer dari atm bersama. Nah lo, ketika rekening koran dan buku tabungan diprint saldonya malah surplus satu bulan, aman sampai januari. alhamdulillah……. 🙂

dari sana aku beranjak ke RS DKT, salah satu ponakanku mau operasi amandel. Nah disana ketemu Bu Dewi yang mau ketemu dokter gigi. Nah, karena kelaparan makan dulu di warung sop iga veteran. Hmm rasanya sih enak, kaldunya nendang. Sayangnya penampakannya lebih mirip sop daging daripada sop iga. Dari sana aku mencarikan bubur ayam buat Teh Aam, namun udah habis. jadilah bawa dua porsi burger klenger. Nyam-nyam enak, he he. Jadilah double sarapan, sop iga dan burger.

Siang balik ke kampus dan rapat Jurnal. ada tiga edisi jurnal yang harus disiapkan. Nampaknya musti turun gunung membantu kawan yang kerepotan ngurusi jurnal.

Ndilalah disms- keluarga besar dipimpin Panglima Besar Mamah dari pandeglang dateng ke RS. Balik lagi deh kesana setelah rapat selesai dan  menghabiskan nasi padang porsi besar.

Jadilah reuni keluarga besar di rumah sakit.

Kebetulan mamah belum pernah ke Rumah Jelek di Persada. Nah berangkatlah rombongan ke Persada, Sidak ceritanya melihat seberapa berantakan rumah jelek. di jalan sempat beli pupuk media tanam dan cangkul untuk menanam pohon mangga yang diambil dari pandeglang dan tak lupa beli gas.

Sampai rumah jelek langsung gelar tikar dan makan-makan. Aku sendiri masang gas. Lha kok nggak nyala-nyala. Astaga, ternyata selang gas putus digigit tikus jelek yang selama ini sering buang hajat sembarangan di dapur. Hu uh, dasar cecurut jelek item.

Jadilah berburu tikus, namun gak berhasil.

Kami lantas menuju Rumah Sakit (lagi) dan dilanjutkan ke Rumah Te Aam di Mahar Regency. He he, ini sih rumah bagus 😉

Agenda utamanya menghabisi si Jabrik, varietas durian lokal yang tampangnya mirip montong namun rasa-nya ada kesan lokal. Top markotop deh, he he. Dari sana aku pinjam golok untuk benerin cangkul buat nanem mangga. Tak lupa beli selang gas baru yang berlapis metal.

habis magrib, bubar jalan deh.

Pekerjaan belum kelar sodara-sodara. Sampe Rumah Jelek langsung benerin kabel gas. Kompor menyala sempurna, siap deh buat masak nasi goreng besok pagi. Ambil golok langsung pasang gagang pacul. Langsung deh ke rumah sebelah bikin lubang buat nanem pohon. duh tanahnya campur puing dan sampah rupanya. Dengan tekad bulat lubang siap, pasang media tanam, nanem pohon, tutup dan menyiram. Semuanya dilakukan dalam gelap, he he.

Lho harusnya kan ada kelas Kebantenan. dengan amat menyesal kelas kebantenan hari ini ditiadakan karena situasi kampus amat tak kondusif buat belajar, ada pertunjukkan musik malam ini dengan sound system yang memastikan suara dosen yang mengajar gak kedengaran, kayak minggu lalu. duh mestinya kayak gini diatur biar gak ganggu kuliah.

Sekarang duduk santai, nulis posting ini sambil menikmati teh hijau, menghapus rasa berdosa gara-gara asupan yang brutal hari ini 😉

ni ceritaku, apa ceritamu?

Tinggalkan Balasan