Sudah tiga bulan lebih beberapa hari aku tinggal di Kyoto. Kami (ya, belakangan keluarga bergabung) tinggal di sebuah apato kecil yang sempit menurut ukuran Indonesia tapi cukup nyaman. Apato kami berjara 3.3 kilometer dari kampus, jadi aku harus mendayung sepeda angin untuk pulang dan pergi, hampir setiap hari. Alhamdulillah, badan rasanya makin ringan, aku hampir kehilangan delapan kilogram dalam tiga bulan ini.

Ayu dan Ilham juga bersekolah disini. Ayu masuk ke SD Yotoku dekat rumah. Walaupun tak berbahasa Jepang, Ayu menikmati sekolah dan mulai memiliki beberapa teman. Sistem pemerintahan dan sekolah mensupport Ayu untuk sekolah. Oh ya, Ayu mendapatkan subsidi untuk membayar biaya makan siangnya di sekolah. Itu diluar subsidi dari pemerintah kota untuk Ayu dan Ilham (Kodomo Tate) yang jumlahnya lumayan, kalau digabung sekitar sebesar UMP Jakarta. Ilham, karena Ibu-nya tak bekerja/sekolah terpaksa tak bisa masuk nursery, tapi masuk ke TK swasta, Otto Kindergarten. Ilham juga amat menikmati sekolahnya, dia sudah bisa menyanyikan satu lagu kanak-kanak berbahasa Jepang. Ibun, bekerja sebagai fulltime mother dan mengambil kursus bahasa Jepang.

Akhir pekan, kami bisanya melakukan hal yang sederhana, misalnya piknik di sungai kamo atau bermain di lapangan di dekat rumah. Hal menyenangkan yang sulit dilakukan di jakarta.  

Tinggalkan Balasan