Hari ini di media sosial riuh sekali soal penetapan Presiden PKS. LHI sebagai tersangka. Para pembela LHI menebar argumen dengan mengutip ayat-ayat Al Qurán, hadits dan siroh nabi. Di sisi lain, ada sekelompok netters yang tampaknya bersuka ria dan bertepuk tangan dengan penangkapan LHI oleh KPK tersebut. Banyak juga yang menyerang LHI dan PKS ke arah aktivitas beragama dan atribut keagamaannya.
Menurut hemat saya keduanya kampret belaka. LHI adalah manusia biasa yang tentu saja memiliki nafsu untuk memiliki harta banyak dan mungkin juga istri banyak (Kata Yusuf Supendi ada 3). Membela LHI dengan ayat-ayat Al Qurán sama dengan merendahkan agama. Apalagi perbuatan yang diduga dilakukan LHI adalah suap-meyuap, perbuatan yang pemberi maupun penerima-nya diancam masuk neraka. Pantaskah dibela?
Pun pihak yang menyerang aktivitas agama dan atribut keagamaan LHI. Silahkan menyerang pelaku dan perbuatannya, tapi sama sekali tidak relevan membawa-bawa agama dalam urusan tersebut. Bahwa agama seharusnya membuat orang takut berbuat dosa (dan korupsi adalah dosa besar), itu betul, tapi LHI yang presiden sebuah partai islam maupun HM yang pemimpin Walubi (keduanya tersangka KPK) manusia biasa yang mungkin tergiur jam rolex atau mobil hummer.
Kalau saya sendiri justru sedih. Penangkapan dan kemudian nanti pesidangan jika nanti terbukti menunjukkan korupsi betul-betul kanker jahat stadium tertinggi yang membuat bangsa ini terperosok jauh ke dasar peradaban.