Sekarang mulai masuk musim dingin, akibatnya saya jadi sering kencing. Nah paling nggak enaknya kencing di kampus atau di tempat-tempat umum di Jepun adalah urinoirnya yang menggunakan sensor otomatis.

Image

Gambar diatas memperlihatkan urinoir dekat ruang belajarku di kampus. Sebenernya keduanya sama, hanya saja yang sebelah kanan didesain untuk membantu kaum difabel, jadi bisa berpegangan.

Kembali ke urusan sensor, air akan mengalir ketika kita selesai kencing, begitu sensor membaca bahwa kita tidak ada di depan urinoir tersebut. Kalau gak bisa mengakali kan repot, bisa-bisa CD dan celana kena air kencing dan gak sah buat dipake solat.

Bagaimana mengakalinya? Setidaknya ada beberapa cara:

1. Pencet bagian sensor yang berwarna merah, maka air akan keluar dan bisa dipakai untuk membersihkan si “dedek”, he he. Celakanya cara ini walaupun paling elegan tidak berhasil untuk semua toilet.

2. Jika cara pertama gagal dan anda beruntung tidak ada orang lain di toilet, maka goyangkan pinggang dan bawah pinggang menghindari sensor, maka air akan mengalir. hati-hati kalau ada orang di sekitar kita, bisa-bisa kita dianggap aneh. Saya sendiri paling sering melakukan trik ini dan memastikan gak ada orang di sekitar 😉

3. Cara paling aman tapi merepotkan sebetulnya adalah selalu membawa air dalam botol untuk membersihkan najis. Cukup buka botol dan bersihkan “helm”-nya.

Duh, maaf ya kalau tulisannya agak saru, tapi saya pikir tips ini penting ditulis.

Anda punya cara lain?

Tinggalkan Balasan