Tak terasa, sudah beberapa waktu ini tak menulis dunia perdosenan.

Ya, dunia copras-capres memang menarik hati, membuat “perdosenan” yang sempat menjadi topik utama blog ini agak terkurangi porsinya. Blog ini memang salah satu tujuannya memberi perspektif dan informasi tentang dunia perdosenan, terutama soal karier bagi dosen-dosen muda.

Tulisan-tulisan tentang perdosenan di blog ini dibuat dengan perspektif optimis bahwa banyak anak muda pintar yang berkarier sebagai dosen dan bisa membawa perubahan ke arah dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Sebagian mereka tak mau tahu dengan urusan golongan, jabatan fungsional atau jera berurusan dengan birokrasi kampus yang kadung dianggap njlimet dan bertele-tele. (Baca serial anak muda hebat 1,2 dan 3).

Maklum, dunia perdosenan memang unik dan banyak memiliki keanehan. Catat saja misalnya, dosen diminta menulis karya ilmiah sebanyak-banyaknya, tapi disaat yang sama dibatasi atas dasar kepatutan. Dosen dituntut menggapai pendidikan sampai tingkat tertinggi dan berprestasi setinggi-tingginya (Baca: Doktor), namun kesejahteraannya tak mendapat porsi yang sesuai. Karena itulah dosen-dosen menggalang petisi, namun ternyata diabaikan pembuat kebijakan. Masih banyak hal-hal aneh lainnya.

Karena itulah blog ini dan adiknya, memberi porsi besar terhadap pengembangan karier dosen dengan menyuplai informasi umum (misal: menjadi dosen di Indonesia) sampai teknis (daftar jurnal terakreditasi lengkap, penilaian jurnal, panduan pengajuan jabatan akademik, dll).

Saya percaya, dengan informasi yang baik, maka anak-anak muda ini bisa mendapatkan karier akademik yang baik, sesuai dengan kapasitas dan produktivitas yang dimiliki. Lapisan ini juga bisa menjadi pengambil kebijakan di tingkat jurusan sampai kementerian pendidikan yang bisa menggantikan dan menerobos kebuntuan cara berpikir para pejabat yang mengurusi pendidikan tinggi. Juga bisa menggantikan seniornya yang tiba-tiba membawa organisasi dosen ke arah politik praktis, dukung mendukung capres tertentu seperti berita di sini.

Terlalu optimis dan lebay?

Tidak juga. Ada ribuan dosen-dosen muda yang sedang menuntut ilmu di dalam dan luar negeri. Ribuan lagi meniti karir menjadi pengajar dan peneliti yang handal di perguruan tinggi, besar dan kecil, negeri dan swasta, dalam negeri dan luar negeri. (Baca misalnya profil dosen (asal) Indonesia di beberapa negara: Anton, Andy bangkit, Nangkula)

Muda di sini bukan sekedar usia, tapi lebih sebagai semangat dan integritas.

Oh ya, sebagian tulisan memang dipajang di blog satu lagi, www.dosenindonesia.net yang secara khusus dibuat hanya untuk informasi dunia perdosenan dan pendidikan tinggi.

Salam.

 

 

 

Tinggalkan Balasan