Masyarakat Indonesia kembali disakiti oleh pemerintah. Bagaimana tidak sebuah pengumuman rekrutmen pegawai BUMN menyatakan bahwa masyarakat berperut gendut dilarang bekerja di BUMN. Ini betul-betul penghinaan terhadap akal sehat, mengaitkan kinerja dengan perut. Apakah mereka yang membuat peraturan lupa bahwa perut gendut adalah lambang kemakmuran? Atau pengumuman semacam ini hanya mengikuti selera pemimpin negara ini yang kebetulan berpostur kurus-kerempeng seperti Presiden dan Menteri BUMN berbeda dengan postur dua Presiden sebelumnya?

jilbab-syar-i

AMPG (Asosiasi Masyarakat ber-Perut Gendut) menyatakan protes keras terhadap kebijakan ini dan meminta Presiden segera menegur bahkan memecat menteri BUMN. “Ini menyakiti perasaan kami, bagian paling berharga dari tubuh kami membuat kami kehilangan kesempatan bekerja di BUMN” kata Cecep Gorbacep ketua AMPG ketika menggelar konferensi pers di rasuna Epicentrum (12/12).

Di kesempatan yang sama, sekretaris AMPG Ningsih Suryaningsih yang sedang mengandung 7 bulan  menyatakan bahwa larangan ini mendikriminasi Ibu hamil untuk bekerja di BUMN. “Ibu hamil pastilah berperut gendut, melarang orang berperut gendut bekerja di BUMN menyakiti perasaan Ibu di seluruh Indonesia”. Lebih menyakitkan bagi Ningsih, tak hanya larangan bagi orang berperut gendut, tapi peraturan ini mendiskriminasi cowok berambut panjang, jerawat banyak, orang bermulut bau, dan sebagainya. Betul-betul menyakitkan hati rakyat.

Ningsih menyatakan karena masalah ini adalah diskriminasi dan pelanggaran HAM mereka sedang mempersiapkan gugatan ke Pengadilan HAM PBB di Denhaag, Belanda. Serikat Pengacara Internasional di Inggris Raya (Sepiring) sudah menyatakan bersedia mendampingi, hal ini diutarakan oleh dua orang juru bicaranya, Freddy Krueger dan Jason Voorhees ketika ditemui wartawan di kawasan Kalijodo, Jakarta.

Menurut hasil investigasi, diduga kuat ini adalah konspirasi kaum zionis, aseng, asing, dan teman-temannya untuk membuat kehidupan rakyat Indonesia yang berperut gendut semakin sulit semenjak kenaikan harga BBM.

Sementara pengamat media Arman Sutarman menyatakan bahwa patut diduga ini adalah pengalihan isu dari kontroversi kasus  siaran langsung persalinan Ashanty istri Anang anggota DPR yang menggunakan frekuensi publik.

………………………………………………………………………………………………………….

Btw anda percaya dengan berita di atas?

Saya yang menulisnya saja tidak percaya, karena berita di atas ngarang alias ngawur berdasarkan gambar yang ditweet oleh @estiningsihdwi, eks caleg sebuah partai politik.

Ayo berpikirlah ketika membaca sesuatu apalagi membaginya di media sosial, jangan mau jadi korban orang-orang iseng seperti saya 😉

Tinggalkan Balasan