Pak SR ini sedang terkenal karena memimpin tim EKA yang sibuk membenahi kebobrokan integritas di berbagai perguruan tinggi.

Namun yang sedang menarik perhatian saya bukan itu.

Sebagai Guru Besar Pak SR sukses pindah menjadi Dosen di Udinus dari sebelumnya di UNNES.

Screenshot 2017-09-21 07.56.30

Tentu saja pindahnya memang setelah ramai-ramai Pemilihan Rektor yang ada lapor-laporan ke Polisi itu dan ramai di media.

Tapi bagi saya ada perspektif lain. Karir sebagai dosen memang seharusnya tidak boleh mentok di satu perguruan tinggi saja. Ia seharusnya bisa mobile, tergantung tawaran karir dan salary yang lebih baik atau pengembangan ilmu. Jadi katakanlah kalau Universitas Pertamina meminta saya mengembangkan ilmu politik di sana dengan menawarkan iklim akademik yang baik, ruangan memadai, salary yang aduhai dan pengembangan karir yang jelas, maka saya bisa pindah dari kampus saya sekarang tanpa harus kehilangan Lektor Kepala saya.

Nah tinggal bagaimana prosedurnya agar tidak repot. Lolos butuh memang perlu tapi tanpa harus menyulitkan. Tidak boleh ada kekangan terhadap mobilisasi dosen.

Kalau ini diterapkan maka makna “naiknya harga dosen” seperti ditulis Om Rhenald, barulah ada benarnya. Selama ini pindah PTS-PTS saja sudah sulit karena ada banyak kasus NIDN ditahan kampus awal. Nah bagaimana prosedur PTN – PTS?

Saya tulis di blog ini untuk mempersiapkan diri, siapa tahu siapa tahu…

Saatnya tiba tinggal bertanya ke Pak Supriadi Rustad.

Eh ada yang punya nomor beliau?

 

Tinggalkan Balasan