Hari ini presiden kalian menggelar rapat soal kasus Gayus, bersama Menko Polhukam dan Menkum HAM, Menko Perekonomian, Jaksa Agung, Kapolri, Kepala BIN, Ketua PPATK dan Ketua Satgas Pemberantasan Mafia Hukum

Saya cuma berpikir, bukankah clue untuk kasus ini begitu terang benderang? Kenapa sih setiap masalah cuma bisa ditindaklanjuti dengan rapat, dan rapat, dan rapat ato paling maksimal koordinasi atau memberi petunjuk. Apa tidak bisa setiap instansi menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik?

sumber: kompas, 170111

Saya jadi kasihan sama Presiden kalian, betapa sesungguhnya ia dipantati oleh para pembantunya. di depan presiden kalian semua pejabat bilang “iya pak”, “nggih pak”, “siap pak”, tapi di belakang sesungguhnya mereka mengangkangi perintah presiden kalian itu. Karena mereka paham bahwa presiden cuma bisa ngomong tapi sebenernya tak punya kemampuan atau nyali untuk memastikan bahwa perintahnya dijalankan.

Siapa bilang juga presiden kalian tak bisa mengintervensi hukum. bisa dan harus, ingat penegakan hukum tak semuanya wewenang lembaga yudikatif. Tapi jaksa agung dan kapolri adalah bagian dari lembaga eksekutif yang notabene dibawah presiden kalian.

Please deh pak presiden, bangun, saksikan bahwa pembantu-pembantumu tak memantati semua perintahmu. menurunnya kepuasanpublik terhadap anda terutama dalam bidang hukum adalah buah pengkhiantan pembantumu pada perintahmu bos. Ayo bersikap tegas sama pembantumu, malu sama badan gede.

masih ada waktu jadi pemimpin yang baik dan tegas, inget lho pak, kepemimpinanmu harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah

1 Comment »

  1. loh bukannya rapat kabinet itu bagian dari seni pertunjukkan (politik) juga?
    jadi, nikmati aja itu teater.
    kalo dagelannya mbosenin, ya tinggal saja.
    cuman, karena udeh mbayar (alias, ikut pemilu toh?), jadinya ya kepalang tanggung kena tipu!

Tinggalkan Balasan