Akhirnya menemukan istilah yang pas: mentalitas kepiting.
Istilah ini pernah diceritakan sahabat saya Oscar via telepon, tentang orang yang selalu menghalangi kemajuan orang lain.
Hari ini saya menemukan kembali istilah itu di internet ketika mencoba memahami seseorang yang selalu mencela dan menyerang orang lain dengan kata-kata kasar. Awalnya saya mencoba tak ambil peduli “sing waras ngalah”, tapi lama-lama pensaran juga. Akhirnya menemukan kata-kata ini di http://jamilazzaini.com/mental-kepiting/
“…Segeralah sadari siapa diantara teman-teman Anda yang bermental kepiting. Tidak susah menemukan mereka, ciri utamanya adalah menghambat kita untuk maju atau menghalangi kita untuk mengambil keputusan yang bernyali.
Sungguh pas dengan yang sedang saya alami.
Selalu ada “kepiting” yang berusaha menarik orang-orang untuk tetap berada dalam dasar keranjang, tidak maju baik karir atau pikirannya. “Kepiting” tadi minimal membuat gusar orang lain, memaksa berdebat kusir, menyerang pribadi dan membuat orang-orang berputar-putar.
Saya pikir di semua zaman, “kepiting” semacam ini pasti ada, berusaha menghalangi orang-orang untuk maju dan berkembang. Menuduh bahwa orang-orang yang hendak berupaya berjuang adalah orang-orang tidak bersyukur. Jamil Azzaini menambahkan bahwa ketika bertemu dengan “kepiting”, langkah yang harus dilakukan adalah:
“Jauhi dan jangan dengarkan mereka. Mengapa kita perlu menjauh? Sebab sebenarnya mereka sedang mencari teman agar kita bisa tetap hidup di dasar keranjang. Walau setelah kita ambil pilihan tetap di dasar keranjang, mereka tidak peduli dengan kehidupan kita. Ayo segera keluar dari keranjang, tinggalkan dan sisihkan teman-teman yang bermental kepiting dari keranjang”
Oh ya, tapi doakan juga agar “kepiting” tersebut mendapat hidayah 🙂
wahhh makasih ya buat postingannya 😀