Horeee, hari pencoblosan sebentar lagi. Ada yang sudah mantap, ada yang masih bingung, ada yang sudah mencoblos seperti saya 😉 Ya, sebagai pemilih di luar negeri, saya memilih melalui pos yang dikirim ke alamat PPLN. Kartu suaranya dikirim oleh mereka, saya coblos dan kemudian saya kirimkan kembali.
Tulisan ini tidak bicara soal pilihan saya.

Saya justru mengajak anda, terutama yang belum memilih untuk berefleksi, pemimpin apa yang sebetulnya dibutuhkan negeri ini. Bukan saya yang mau menjawab, tapi Faiz, anak cerdas yang dulu memenangkan lomba penulisan surat untuk Presiden di era Megawati. Mari kita baca suratnya:

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia Megawati
Di Istana

Assalaamualaikum wr. wb.

Ibu Mega, apa kabar? Aku harap ibu baik-baik seperti aku saat ini.

Ibu, di kelas badanku paling tinggi. Cita-citaku juga tinggi.
Aku mau jadi presiden. Tapi baik. Presiden yang pintar, bisa buat komputer sendiri. Yang tegas sekali. Bisa bicara 10 bahasa. Presiden yang dicintai orang-orang. Kalau meninggal masuk surga. Ibu sayang, Bunda pernah cerita tentang Umar sahabat Nabi Muhammad. Dia itu pemimpin.

Umar suka jalan-jalan ke tempat yang banyak orang miskinnya. Tapi orang-orang tidak tahu kalau itu Umar. Soalnya Umar menyamar. Umar juga tidak bawa pengawal. Umar jadi tahu kalau ada orang yang kesusahan di negeri dia. Bisa cepat menolong.

Kalau jadi presiden, aku juga mau seperti Umar. Tapi masih lama sekali. Harus sudah tua dan kalau dipilih orang. Jadi aku mengirim surat ini mau mengajak ibu menyamar.

Malam-malam kita bisa pergi ke tempat yang banyak orang miskinnya. Pakai baju robek dan jelek. Muka dibuat kotor. Kita dengar kesusahan rakyat. Terus kita tolong.

Tapi ibu jangan bawa pengawal. Jangan bilang-bilang. Kita tidak usah pergi jauh-jauh. Di dekat rumahku juga banyak anak jalanan. Mereka mengamen mengemis. Tidak ada bapak ibunya. Terus banyak orang jahat minta duit dari anak-anak kecil. Kasihan.

Ibu Presiden, kalau mau, ibu balas surat aku ya. Jangan ketahuan pengawal nanti ibu tidak boleh pergi. Aku yang jaga supaya ibu tidak diganggu orang. Ibu jangan takut. Presiden kan punya baju tidak mempan peluru. Ada kan seperti di filem? Pakai saja. Ibu juga bisa kurus kalau jalan kaki terus. Tapi tidak apa. Sehat.

Jadi ibu bisa kenal orang-orang miskin di negara Indonesia. Bisa tahu sendiri tidak usah tunggu laporan karena sering ada korupsi.

Sudah dulu ya. Ibu jangan marah ya. Kalau tidak senang aku jangan dipenjara ya. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Dari
Abdurahman Faiz
Kelas II SDN 02 Cipayung Jakarta Timur

Surat ini ditulis 11 tahun yang lalu. Faiz menyampaikan kritik dengan indah dan santun terhadap sikap feodal para pemimpin negeri ini yang abai terhadap rakyatnya. Faiz bahkan menceritakan kisah teladan Umar kepada Megawati. Ia mengajak Megawati untuk turun ke jalan, tanpa pengawal melihat kemiskinan dan anak-anak yang berada di jalanan dan menjadi korban kejahatan. Ia bahkan mengatakan dengan jalan-jalan itulah Presiden bisa menjadi kurus 😉

Saya pikir kritik ini masih berlaku. Perilaku elit masih belum berubah. Anak-anak masih harus meliburkan diri bersekolah, bahkan kelaparan menunggu Bapak Presiden lewat untuk sekedar dadah-dadah.  Bagaimana Presiden bisa tahu kondisi rakyatnya jika menjelang kunjungannya jalan diperbaiki dan sesudah itu rusak kembali? Tentu juga bukan pemimpin yang sekedar incognito, menyamar menjadi tukang asongan, tukang becak atau kuli angkut barang hanya untuk jadi bintang reality show di televisi dan mendapatkan pemilih.

Pemilihan Presiden bukan ajang perang agama atau unjuk kekuatan. Pilpres adalah ajang mencari orang yang seperti dikatakan Faiz, orang baik yang mau mengenal masyarakat langsung dan mau menolong mereka, mau meneladani Umar bin Khatab.

Kita tentu saja tidak kalah cerdas dari Faiz. Mari wujudkan harapan Faiz, dan tentu saja harapan kita semua akan Indonesia yang lebih baik dengan memilih calon pemimpin terbaik.

Sumber puisi Faiz: http://www.dudung.net/artikel-bebas/surat-faiz-untuk-ibu-presiden–aku-ingin-mengajak-ibu-menyamar.html

1 Comment »

  1. Assalamualaikum… Sy suka sekali membaca catatan2 di blog bapak. Semoga negeri ini mendapatkn pemimpin sprti yg diharapkan Faiz,yg diharapkan kita semua. Aminnn

Tinggalkan Balasan