Jika anda membaca tulisan saya “Jika saya dan atau anda nyapres“, anda salah jika tulisan itu sekedar humor. Itu tulisan serius banget. Di masa depan, bahkan sekarang, dokumentasi apapun tentang diri kita bisa jadi serangan balik terhadap diri kita, oleh orang-orang yang tidak suka, bahkan untuk kepentingan yang bisa jadi tidak ada hubungannya dengan kita.

Cerita masa lalu sering nyontek atau tawuran, sering ngupil sembarangan, foto-foto iseng di facebook, atau kaos yang kita pakai bisa jadi sumber fitnah.

Bagi kubu tertentu, asal comot foto orang dan pasang ulang dengan frame, klaim atau fitnah tertentu menjadi hal biasa.

Nggak percaya?

Saya begitu kagetnya ketika seorang kawan memberi tahu bahwa sebuah akun facebook pendukung salah satu capres menggunakan foto iseng pribadi seorang kawan  untuk mengantam capres yang lain. Kebetulan teman tersebut memakai kaos oblong bergambarkan palu arit, bertuliskan Ayo Kerjo Bakti.

Screenshot 2014-07-04 10.10.09

Padahal kaos itu merupakan bikinan dari Mata Kita, yang merupakan pendukung capres yang mengaku anti komunis. Kawan saya di foto tersebut jelas bukan penganut komunisme, dia dosen ganteng di kampus yang sama dengan saya dan aktif sebagai relawan kemanusiaan. Kaos itu pun pesanan kawan yang lain, penulis serial balada si Roy.

Foto ini dibuat untuk menunjukkan ukuran si pemesan dan pertama diunggah 18 April 2014 di sini

Screenshot 2014-07-04 10.32.49

Saya  bersedih jika pelabelan terhadap aksesoris yang kita pakai membuat kebebasan berekspresi kita terhambat. Saya juga marah jika lantas karena muka kawan saya tersebar luas sebagai contoh kebangkitan komunisme.

Saya juga sebal jika gara-gara Pilpres, kita tidak bebas pakai kaos. Saya suka koleksi kaos juga soalnya 😉 Termasuk kaos-kaos kritik sosial buatan Mbak Fitri Nganthi Wani, anaknya Wiji Thukul.

Photo on 7-4-14 at 10.44

Semoga setelah Pilpres nanti kita tetap bisa menggunakan kaos-kaos kita dengan tenang, tanpa harus merasa ketakutan.

 

2 Comments »

Tinggalkan Balasan