Meresahkan, Beras Plastik Juga Beredar di Jepang
Sumpah, ini bukan berita hoax. Jika di Indonesia heboh berita beras plastik baru terjadi belakangan ini, di Jepang hal ini sudah berlangsung lama. Menurut kabar dan bahkan saya saksikan dengan […]
Catatan harian seorang Abah
Sumpah, ini bukan berita hoax. Jika di Indonesia heboh berita beras plastik baru terjadi belakangan ini, di Jepang hal ini sudah berlangsung lama. Menurut kabar dan bahkan saya saksikan dengan […]
Sumpah, ini bukan berita hoax.
Jika di Indonesia heboh berita beras plastik baru terjadi belakangan ini, di Jepang hal ini sudah berlangsung lama.
Menurut kabar dan bahkan saya saksikan dengan mata kepala sendiri, makanan palsu yang amat berbahaya ini bisa ditemukan di berbagai pusat keramaian, terutama di berbagai restoran.
Tentu saja jika dimakan amat sangat berbahaya. Makanan palsu ini sulit dicerna tubuh dan bisa mengakibatkan berbagai penyakit, mulai dari gagal ginjal sampai kanker. Gawat bukan?
Celakanya, bukan hanya beras yang dari pelastik, ramen, sushi, kare, udon, tempura bahkan sayuran juga ditengarai dibuat dari plastik dan bahan-bahan berbahaya lainnya.
Apakah pemerintah dan BPOM Jepang diam saja? Apakah Satpol PP sudah bertindak? Atau menunggu Ibu Negara Turki untuk melakukan sidak ke pasar-pasar dan restoran di Jepang?
Ini dia beberapa foto dari makanan plastik tersebut:
Nah mirip banget dengan aslinya kan?
Untunglah makanan palsu ini memang bukan untuk dimakan. Ia hanya untuk ditampilkan di depan restoran sebagai contoh menu saja.
Lantas kenapa di judul saya sebut “meresahkan”?
Karena orang tua yang bawa anak memang sering dibuat resah kalau anak-anaknya memegang atau mencoba mencicipi makanan palsu tersebut. Maklumlah mereka belum bisa baca dan mengerti “don’t touch please”.
Oh ya sebagai bonus kalau teman-teman sudah menonton (bahkan menshare) video, pembuatan biji pelastik yang kemudian diberi title “Cara pembuatan beras pelastik asal china”, nah ini dia video pembuatan makanan plastik di Jepang. InsyaAllah mencerahkan dan menginspirasi sebagai peluang bisnis, bukan meresahkan.