Dosen-dosen (Terjebak) Administratif
Saya sedang di kampus dan kawan di sebelah saya — Fuad (Bukan nama sebenarnya) sedang menelepon mertuanya. Tidak, ini bukan soal warisan, ia menanyakan tanggal lahir mertuanya. Bukan untuk mengirim […]
Catatan harian seorang Abah
Saya sedang di kampus dan kawan di sebelah saya — Fuad (Bukan nama sebenarnya) sedang menelepon mertuanya. Tidak, ini bukan soal warisan, ia menanyakan tanggal lahir mertuanya. Bukan untuk mengirim […]
Saya sedang di kampus dan kawan di sebelah saya — Fuad (Bukan nama sebenarnya) sedang menelepon mertuanya. Tidak, ini bukan soal warisan, ia menanyakan tanggal lahir mertuanya. Bukan untuk mengirim kado ulang tahun, tapi untuk mengisi Daftar Riwayat Hidup (DRH) yang musti diisi berbarengan dengan program e-PUPNS.
Berjam-jam dan berhari-hari dihabiskan untuk mencari berkas (dari ijazah SD sampai surat kawin), memfotocopy, mengisi isian online, isian tidak online, dan sebagainya. Pokoknya rempong.
Hmm sebenarnya ada beberapa hal yang membuat kita masih bertanya-tanya, terutama soal security. Bagaimana kalau data-data ini ada yang iseng membobol dan jatuh ke tangan pendekar berwatak jahat, katakanlah penjahat perbankan? duh, soalnya kita diminta nama ibu kandung sampai tanggal lagir mertua.
Soal keamanan, saya punya cerita bagaimana hacker semacam sohialacosta membobol sistem keamanan beasiswa dikti. Baca deh ceritanya di sini.
Bagaimana menurut anda?
Abah, tumaros…
Petisi nya apa kabar? terakhir berkunjung nampaknya sudah ditutup.
Perjuangan tukin nampaknya juga sudah berakhir ya?
Semoga ada peraturan baru yang lebih meringankan, bahwa dosen yang tubel tidak di cut serdos maupun fungsional nya.
Iya, masih butuh perjuangan nih 🙂