Sudah setahun lebih pulang, bergumul dengan berbagai persoalan nyata. Jika sebelumnya, 2012-2015 Indoenesia seperti aquarium yang saya amati dari luar. Saya melihat berbagai aspek kehidupan di Indonesia dan aktor-aktornya seperti ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Kini saya adalah ikan yang berenang dalam aquarium.

Perjalanan saya di Kyoto berakhir tanggal 26 September 2015 setelah sebelumnya diuji di hadapan para Professor pada tanggal 30 Juni 2015.

share_tempory

Di bawah ini saya memakai toga bersama Dean Graduate School of Global Studies Doshisha University.

wpid-received_10153138228987078.jpeg

Nah ketika pulang kampung, tantangan utamanya adalah menghindari kutukan. Ya, kutukan para alumni luar negeri, yaitu puncak prestasi akademiknya adalah disertasi dan ketika pulang tenggelam dalam urusan administratif.

….kutukan para alumni luar negeri, yaitu puncak prestasi akademiknya adalah disertasi dan setelah itu tenggelam dalam urusan administratif.

Saya gagal menghindari kutukan tersebut. Enam bulan pertama saya tenggelam dalam adaptasi dan urusan domestik. Tak punya meja kerja, menyelesaikan aspek administratif, serta mengurusi tetek bengek keluarga yang belum settle.

Namun enam bulan selanjutnya kutukan berlanjut, saya dilantik menjadi anggota Dewan Riset Daerah, Kaprodi MAP Untirta, anggota Senat Universitas, bahkan anggota Puslitbangda Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Banten. Sebelumnya saya juga diamanahi menjadi Ketua Forum Dosen Indonesia yang terpaksa belum aktif lagi.

pelantikan
Pelantikan, Saya di ujung ganteng sendiri dengan kumis;)

Saya memang punya meja kerja, bahkan ruangan yang memadai dengan segala fasilitasnya. Namun ya itu, ada banyak kesibukan administratif. Sibuk melayani mahasiswa, menghadiri rapat ini dan itu, dan sebagainya. Itupun sudah berupaya membangun prioritas..

pelantikan MAP

Apalagi musim Pilkada, banyak yang ngajak ngobrol malem-malem, he he

13102624_10154245635474015_1625697284157668138_n

Untunglah saya masih diajak oleh Professor Okamoto Masaaki untuk menghadiri konferensi di Taiwan. Menyegarkan bertemu orang-orang pinter 🙂

Doakan biar menang melawan kutukan ini biar bisa kembali menulis dan rajin membaca ya..

 

Tinggalkan Balasan