fotor_150937847791927417482847.jpgAbdul Hamid lebih dikenal di dunia maya sebagai Abah Hamid adalah Ketua Lab Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan jabatan fungsional Lektor Kepala.   Sebelumnya menjadi Kaprodi Ilmu Pemerintahan dan Kaprodi Magister Administrasi Publik (MAP) Pascasarjana Untirta.

Abah menyelesaikan program Doktor di Graduate School of Global Studies, Contemporary Asian Cluster, Doshisha University Jepang pada tahun 2015 dengan pembimbing Professor Eiji Oyamada. Selama studi di Doshisha Abah membantu Prof. Oyamada sebagai Teaching Assistant.

Lahir di Pandeglang, Banten 10 April 1981 dari kedua orang tua yang sama-sama asli Menes, Pandeglang. Sempat menjadi politisi gagal karena pencalonannya sebagai Calon Anggota DPD RI pada tahun 2004 hanya mendapatkan 101.169  suara. Selain menjadi dosen tetap di Untirta sejak tahun 2006, di almamaternya, Departemen Ilmu Politik FISIP UI Abah  mengajar sejak tahun 2005 sampai tahun 2012. Sekolah menengah dan dasar dihabiskannya di Serang (SMUN 1 Serang) dan Pandeglang (SMPN 2 dan SDN Saruni 1).

Ketika mahasiswa, Abah menjadi Ketua Fokoma UI banten, Ketua Forum Studi Islam (FSI) FISIP UI, Ketua Senat Mahasiswa FISIP UI, pengurus di HMI dan mendirikan Lingkar Studi Dialektika. Pernah menjadi Ketua RT 08 Rawajati dan anggota Komisi Politik Hukum dan Pemerintahan Dewan Riset Daerah Provinsi Banten (2010-2012 dan 2016-2018). Pada tahun 2011-2013 Abah menjadi Wakil Sekretaris Jendral Asosisasi Ilmuwan Administrasi Negara (ASIAN). Sekarang menjadi anggota International Political Science Association.

Tahun 2008 dan 2010 Abah sempat menjadi Visiting Researcher  di Center for Southeast Asia Studies (CSEAS) Kyoto University. Sejak tahun 2010 tergabung dalam grup peneliti Local Politics in Capital City in Southeast Asia dengan melakukan penelitian lapangan di Jakarta (2010) dan Bangkok (2011) bersama peneliti dari Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara. Hasil penelitiannya sudah diterbitkan di JCSAA GIGA Hamburg. Profile Abah di Google Scholar bisa diintip di sini, sementara Scopus Id-nya: 56441004700. Membantu pengelolaan beberapa jurnal: Founder dan Chief Editor Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS) MAP Untirta (2016-2018) dan Jurnal Scientium DRD Provinsi Banten, Anggota Editor Jurnal Pembangunan Daerah Bappeda Provinsi Banten serta menjadi Reviewer untuk Jurnal Ilmu Politik (UNNES), Sawala (UNSERA), Transformative (UB) dan Journal of Government (Ilmu Pemerintahan Untirta).

Minat penelitiannya dalam bidang politik lokal, desentralisasi dan kebijakan pendidikan tinggi.

Abdul Hamid Dosen Fisip Untirta, Pembicara Internasional Conference, LIPI and CSEAS

Abah terus berusaha menjadi dosen dan peneliti yang baik hati dengan membuat penelitian dan publikasi. Berikut beberapa diantaranya:

15307106724_1e79496bd3_o

Jurnal Internasional

1. Okamoto Masaaki and Abdul Hamid. Jawara in Power, 1999-2007. Indonesia, Volume 86 (October 2008), pp. 109–138.

2. Abdul Hamid and Gabriel  Facal, « Nationalism, Islam, and Political Influence. The Ethics of the Enterprises in Banten (Indonesia) », Moussons, 21 | 2013, 51-63.

3. Hamid, A. ( 2014 ). Jokowi’s Populism in the 2012 Jakarta Gubernatorial Election. Journal Of Current Southeast Asian Affairs, 33(1), 85-109. Online:  http://journals.sub.uni-hamburg.de/giga/jsaa/article/view/738

4. Hamid, Abdul. “A Family Matter: Political Corruption in Banten, Indonesia.” Asian Politics & Policy 6, no. 4 (October 01, 2014): 577–93. doi:10.1111/aspp.12136. Online: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/aspp.12136/abstract

Jurnal Terakreditasi

1. Abdul Hamid. Politisasi Birokrasi dalam Pilkada Banten 2006, Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JIANA) Program Magister Ilmu Administrasi FISIP Universitas Riau Vol. 11 No. 2 Juli 2011, hal. 97-110 , ISSN 1411-948X. Terakreditasi B SK Dirjen Dikti No. 65a/DIKTI/Kep/2008. 

2. Abdul hamid. Populism in Jakarta 2018 Gubernatorial Election, Journal of Governance Vol. 4 Issue 1, 2019 (pp.1-15)

Jurnal Nasional

1. Abdul Hamid, Perbandingan Framing Berita Meninggalnya Soeharto di Harian Kompas dan Koran Tempo. Jurnal Riset Komunikasi, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Vo. 1 No.1 Juni 2010 (pp.1-14). ISSN: 2087-7463

2. Abdul Hamid, Aplikasi E Government dan Dampaknya: Studi Kasus Kabupaten Sragen. Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010. (pp1-19). ISSN: 20878923

3. Abdul Hamid, Memetakan Aktor Politik Lokal Banten Paska Orde Baru: Studi Kasus Kiai dan jawara di Banten, Jurnal Politika, Jurnal Ilmu Politik Magister Ilmu Politik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Vol. 1 No. 2 Oktober 2010, p. 32-45. ISSN: 2086-7344

4. Pergeseran Peran Kiai dalam Politik di Banten Era Orde Baru dan Reformasi, Jurnal Al Qolam, Vol. 28 No. 2 (Mei- Agustus 2011) p. 339-364. Lembaga Penerbit IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten Serang. ISSN 1410-3222

Buku

1. Abdul Hamid, Jawara dan Penguasaan Politik Lokal di Banten, dalam  Okamoto dan Abdur Rozaki (ed), Kekerasan Politik dan Bos Lokal di Era Reformasi, Yogya. IRE dan Center for Southeast Asian Studies. ISBN: 9798138473

2. Abdul Hamid. The Kiai in Banten: Shifting Roles in Changing Times dalam  Masaaki, Okamoto, Ota Atsushi and Ahmad Suaedy (eds.), Islam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesia, pp.415-443.  (Kyoto: Center for Southeast Asian Studies; Jakarta: Wahid Institute; Taipei: Center for Asia-Pacific Area Studies, 2010) ISBN:978-602-95295-3-1.

3. Mencari Presiden Untuk Indonesia dalam Pemilu 2009: Menitipkan Harapan Pada Kursi Rakyat, Badan Otonom Pers Suara Mahasiswa, Jakarta. ISBN: 6029507001

4. Anggota Penulis Monograf “Membaca Banten Membaca Indonesia” Terbit September 2010, Serang: Gong Publishing. ISBN 9786029654493.

5. Abdul Hamid. Intelektual, Perubahan Sosial dan Ikan Asin“  dalam Kandung Sapto Nugroho dan Agus Sjafari.  Perubahan Sosial, Sebuah Bunga Rampai, 2011. Penerbit FISIP Untirta, ISBN: 978-602-97363-1-9.

~@ abdul hamid Fisip Untirta, nitip tag: dosen ganteng 😉

1 Komentar »

    • abah, saya agus dari medan, urang jelema banten ogeh, lahir ti medan, kumaha abah, cagerr. bah, kami ada membentuk suatu paguyuban banten di medan, memohon kepada abah ni, gimana caranya ngumpulin ye jelema2 banten agak susah bah, mohon pembelajaran organisasi dari abah biar kami guyub di medan, wassalam.

    • Asslm Abah…Saya gx tay apakah tepat pada atau tidak pertanyaan saya ini kepada Abah??!!yang pasti saat sekarang sya butuh teman untuk saya minta penjelasan,Sya adalah Sarjana Bogi(FMIPA) Usu-sumatera Utara, dan saya ada Ijazah akta IV dari universitas Bengkulu, sekarang saya tinggal di Bengkulu,,,dan pekerjaan saya adalah ibu rumah tangga..beberapa kali saya ikut tes Cpns (dosen,guru dan tenaga tekhnis lainya tidak pernah LOLOs..akhirnya umurpun tidak memungkinkan lagi utk ikut tes cpns(sdh Lwt 35th)…nach saat ini saya berfikir utk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2…pertanyaan saya”:apakah keputusan ini tidak sia-sia dan bagaimana supaya saya bisa berkarier nantinya??tolong dijawb ya abah…terimakasih..

      • Wah nampaknya untuk jadi PNS memang sudah sulit ya, karena usia maksimal 35. Tapi kenapa tidak berkarier sebagai dosen pts? toh juga bisa dapat sertifikasi dosen asal berstatus dosen tetap. Nah, kalau begitu ambil S2 yang linier juga misalnya S2 Biologi. Salam.

  1. salam kenal pak abdul hamid, saya mau bertanya apakah link organisasi eksternal seperti HMI, GMNI, dan sejenis berpengaruh pada rekrutmen dosen di kampus ?

    • Secara formal tentu saja tidak. Tapi memiliki pengalaman organisasi tentu saja dipertimbangkan dalam proses rekrutmen pekerjaan apapun, termasuk dosen. namun mesti diakui, secara politik kadangkala berpengaruh, tergantung “jejaring” apa yang kuat di kampus/fakultas/jurusan tersebut. Tapi tentu saja kualifikasi pendidikan dan track record akademik-lah yang paling menentukan. salam.

  2. Assalamu’alaykum… Salam kenal ya Pak Hamid
    pak Hamid saya mau bertanya, apakah untuk menjadi dosen tetap di Indonesia di masa sekarang cukup “RUMIT” peraturannya?

    • Syarat utama jadi dosen ya sudah harus S2 dan musti punya keinginan kuat untuk ke S3. Selanjutnya semakin produktif berkarya (meneliti, publikasi, mengajar) semakin cepat karir seorang dosen. Tapi tentu saja harus punya kesadaran untuk mendokumentasikan semua kinerja tadi secara mandiri. Jika hal ini dilakukan tidak sulit kok menjadi dosen yang memiliki karir cemerlang dan tentu saja kesejahteraan yang lebih baik. Nah, di blog ini saya membagi banyak hal di dunia perdosenan, aturan, success story, dsb. Monggo Ditelusuri.

  3. Seneng punya temen yang punya semangat tinggi untuk meneliti, menulis, sekolah dan mengajar, semoga jadi amal yang tdk putus dan bs kasih manfaat buat bangsa. Ditengah gempuran globalisasi dan materi, semoga berkah, tetep semangat, istiqomah dan idealis. amiin.

  4. Ass. alaikum, mas.. i have a question mas.. mohon dibantu yaahh.. sy terdaftar sebagai dosen tetap di univ swasta (yayasan) sejak 2010 dan baru saja menyelesaikan s2 sept 2013.. sejak 2010 lalu belum pernah mengupload data2 saya ke kopertis.. baru skr ini mau mengupload data dgn memakai ijasah s2. Pertanyaan saya: Apakah sy dimungkinkan mengupload sk 2010 dan diakui oleh kopertis dgn sk 2010 tsb.. ato hanya diharuskan memakai sk 2013…??? thank u mas ….

  5. salam kenal pak abdul Hamid……tulisan bapak perlu ditampilkan dalam wawancara eksklusif di televisi nasional pak…..
    apalagi sekarang telah diresmikan FORUM DOSEN INDONESIA….bisa di browse di FB….ide kritis seperti ini yg jadi visi Forum….

  6. assalammualaikum pak, salam kenal
    saya suka tulisan2 bapak karena menambah pengetahuan sbg dosen dan menginspirasi saya,
    Jika bapak berkenan, saya ingin meminta alamat emailnya karena ada yang mau saya tanyakan ke bapak,
    terima kasih

  7. Mas, bagaimana dengan dosen kemendikbud yang sedang tugas belar tapi belum mendapat sertifikasi dosen (serdos), apakah tetap terima tunjangan kinerja?

  8. Pak Hamid, maaf mau ngasih saran sedikit Pak, berkenaan dengan Petisi Dosen yang sedang kita gagas, saya search di koran, detik.com, republika online, dan kompas.com, tidak ada berita mengenai petisi kita ini pak, ada baiknya jika diantara kita yang ada akses ke media online untuk memposting berita ini di media-media online tersebut, supaya lebih banyak mendapat dukungan dari Publik dan juga mendapat respon dari Mendiknas, Presiden atau pun DPR. Jika ini dapat diusahakan saya fikir bagus pak. Demikian dari saya, oh ya saya Ojo, dari UNDIP Semarang, sekarang sedang S3 di UTM Malaysia. Saya sangat mendukung Petisi yang Pak Hamid gulirkan. Terima kasih.

    Wassalam

    • Salam Kenal Pak Kurdi. Saya dan teman2 sebetulnya sudah mengirimkan release ke media2 tersebut, namun entah kenapa tidak masuk. Malah yang cukup intens memuat adalah okezone. Kebetulan saya juga sedang tugas belajar di Jepang, jadi memiliki keterbatasan untuk menyampaikan ke media dan parapihak lain secara langsung. Setidaknya saya sudah berkomunikasi dengan WaMENPAN dan Sekjen Kemdikbud dan ini berarti petisi telah sampai ke mereka. Mendikbud juga banayk bicara soal petisi di beberapa media online. Kabarnya kemdikbud sedang merumuskan skema perbaikan kesejahteraan dosen. Semoga ada kabar baik dari petisi ini ya Pak. Salam.

      • Terima kasih Pak Hamid atas balasannya. Ya kita doa saja semoga ada berita baik dan perbaikan kesejahteraan untuk kita semua. Semoga Allah mudahkan. Amiin

  9. Salam.

    Pak Hamid,maaf Pak, saya ingin menayakan perihal rencana gugatan terhadap perpres 88 tahun 2013 dan juga perpres no 65 tahun 2007 dan mungkin juga perpres yang lain yang tidak berpihak pada dosen, sekarang perkembangannya gimana pak? Mekanisme gugatannya seperti apa? Apakah diperlukan dukungan tanda tangan sebagaimana petisi itu atau tidak? Apakah sudah ada tim di dalam negeri yang menangani perkara ini atau belum? Mungkin perlu diseriusi pak, sebab janji mendikbud akan membuat skema tunjangan profesi yang besarnya bisa tiga kali lipat gaji pokok, saya rasa belum jelas, jangan -jangan hanya untuk meredam gejolak ketidakpuasan kita saja, pelaksanaannya belum tentu, lagian dia katakan akan di evaluasi pada bulan Oktober, kenapa harus menunggu begitu lama, kenapa tidak dibuat awal-awal dulu lagi, sehingga skema ini bisa dikeluarkan bersamaan dengan perpres tentang tunjangan kinerja untuk pegawai kemendikbud, sehingga tidak ada gejolak seperti sekarang ini. Lagian siapa yang jamin mendikbud yang sekarang akan terpilih lagi untuk periode yang akan datang, bagaimana pula seandainya menteri yang baru tidak mau melanjutkan kebijakan ini. Jadi saya rasa gugatan itu memang diperlukan pak, supaya ada kepastian hukum untuk melawan ketidakadilan ini. Mungkin teman-teman dosen hukum bisa merespon dan menindaklanjutinya, mereka kan ada kelebihan dari segi pengetahuan hukum dan undang-undang. Demikian dulu dari saya pak, mohon pencerahannya.

    Wassalam,

  10. dear Mr.Abdul Hamid

    I’m interested about your post regarding DIKTI shouldn’t limit lecturer’s journal publication. However, in my view there re some problems related to the way of some (or almost) Indonesian’s lecturer creating journal. in Indonesia many lecturers are severely overloaded as they might teach more than 10 classes per semester — with financial incentives for teaching more classes. Even deans, department heads and other officials sometimes teach many classes. Thus, it is difficult for a lecturer to control his teaching quality and to find time for research so that,what usually happens is, our lecturers will co-author studies with “their students and shift the research workload to the students”. In good universities, most lecturers co-author with other lecturers. This difference in research partnerships definitely affects the quality of research.

    Moreover for some of them, being a lecturer is a full-time job only on paper. Some are even willing to cancel classes for these side jobs, especially if the jobs provide significant monetary incentives. Further, many offices of lecturers are vacant most of the time.To me,this would never happen in good universities with established governing systems. So what do you think about it? that’s all I wanna say thank you

    • First, it is clear that there are some (not many) lecturer who very productive. Please googling “Khairurijal”, you can find that he publish so many reputable article last year. In this sense, dikti’s regulation is not make sense. Dikti must give him reward, not punishment :). Second. Yes, Indonesia’s lecturer have so many classes to teach, and majority without financial incentives. Just some big and rich campuses give financial incentive. But it not main factor that made Indonesia’s lecturers — generally — are not productive in publishing reputable academic paper. There are two main factors:(1) low salary and (low facility). For salary, please read http://www.gajimu.com/main/gaji/kisaran-gaji/dosen. Certification allowance (serdos) until last year only reach 39% lecturers. 61% lecturers are not certified and didn’t get certification allowance. So, many lecturers take side jobs to survive. It’s why I made petition to President and MoE, to change Perpres 88 2013 that discriminate lecturer to get Performance Allowance. About facility, how we hope Indonesian lecturer to publish reputable academic paper, when 39% of them had no desk to work in Campus? 😦

  11. Translation:

    Di Indonesia, banyak dosen yang sangat kelebihan beban karena mereka mungkin mengajar lebih dari 10 kelas per semester(dengan insentif keuangan untuk mengajar kelas). Bahkan dekan, kepala departemen dan pejabat lain kadang-kadang mengajar banyak kelas. Dengan demikian, sulit bagi dosen untuk mengontrol kualitas pengajaran dan mencari waktu untuk penelitian.

    yang biasa terjadi dosen akan bermitra dg mahasiswanya dan “menggeser beban kerja penelitian kepada mahasiswanya”. Di universitas yang baik, kebanyakan “dosen bermitra dg dosen lain”.Karena kemitraan dalam penelitian akan mempengaruhi kualitas penelitian itu sendiri.

    Terlebih, diantara mereka, beranggapan bahwa menjadi dosen hanyalah formalitas diatas kertas. Beberapa (dosen) bahkan bersedia meninggalkan kelas (mengajar) untuk kerja paruh waktu,terutama jika mendapat lebih bnyk uang. Selanjutnya, ruang dosen juga banyak yg kosong disebagian besar waktu kerja. Menurut saya, hal seperti ini tidak akan terjadi di perguruan tinggi yang memiliki sistem yang baik.

    • Maaf baru bales. Sudah saya balas yang bahasa inggris barusan :). Gak usah ditranslate kan? Intinya masalah utamanya dosen tidak bisa maksimal berkarya itu ada dua: (1) gaji rendah, dan (2) fasilitas kerja tak memadai. Ini menyebabkan dosen cari sambilan di luar, bukan untuk kaya, tapi untuk survive. Problemnya tidak cuma di perguruan tinggi, tapi buruknya kinerja Dirjen Dikti dan Mendikbud. Mereka ndak paham situasi lapangan dan bikin kebijakan yang ngaco dari kejauhan. Salam.

      • Gonjang ganjing surat edaran menteri yang mewajibkan mahasiswa untuk publikasi ilmiah di jurnal ilmiah mulai mereda. Menteri telah menurunkan kriteria publikasi bagi mahasiswa. Bagi mahasiswa S1 yang tadinya harus publikasi di jurnal ilmiah lokal diturunkan menjadi cukup disimpan di reprositori masing-masing perguruan tinggi, sementara mahasiswa S2 cukup di jurnal ilmiah lokal.

        Namun meskipun sudah diturunkan, kebijakan ini masih menyisakan beberapa problematika. Kewajiban menulis bagi mahasiswa itu apa berarti mahasiswa harus menjadi penulis utama pada tulisan ilmiah tersebut, ataukah boleh sebagai penulis pendamping? Kalau penelitian itu dibiayai oleh mahasiswa, maka wajarlah jika mahasiswa itu tampil sebagai penulis utama, sementara dosen pembimbing sebagai penulis pendamping. Namun, di masa lalu dan mungkin sampai sekarang banyak SKRIPSI dan TESIS yang dibiayai oleh mahasiswa SERING dipublikasikan oleh DOSEN PEMBIMBING. Ada yang minta izin, ada yang minta izin dengan tekanan, dan ada pula yang tidak izin. Menurut saya perilaku dosen seperti ini — khususnya yang tidak minta izin — kurang bisa dipertanggungjawabkan.

        Nah, masalah timbul juga ketika mahasiswa ikut penelitian dosen. Dalam kasus ini apa boleh penulis utamanya adalah sang dosen yang punya penelitian, sementara mahasiswanya hanya sebagai penulis pendamping. Lebih rumit lagi jika yang menjadi dosen pembimbing itu bukan dosen yang punya kegiatan penelitian. Apakah dikarenakan surat edaran menteri itu tidak memerinci secara detail, maka hal ini diserahkan kepada kebijakan perguruan tinggi masing-masing? Jika demikian, maka akan terjadi perbedaan ketentuan di antara perguruan tinggi. Ini juga tidak baik bagi terciptanya suasana akademika

      • Kebijakan mewajibkan mahasiswa (S1, S2 dan S3) ini kebijakan instant kalau menurut saya. Yang mesti dilakukan adalah memperbaiki infratruktur dasar, pemberian dana riset memadai dan meningkatkan kesejahteraan. Setelah itu diberikan, rasanya ndak ada alasan kualitas riset kita nggak meningkat. Kalau belum tapi dipaksa, ya akan terjadi hal-hal yang ditulis oleh Mas Ajik.

  12. Salam kenal Pa’, terus terang saya sangat terbantu dengan keberadaan blog bapak terkhusus mengenai hal tentang “perdosenan’ dan data2 yang terkait dengannya.
    Semoga cepat selesai program S3nya. Insyaa Allah Ilmu yang bapak pelajari semoga memberi manfaat bagi mahasiswa2 yg bapak ajar. Harapannya blog ini semoga memberi inspirasi bagi para dosen untuk lebih profesional dan produktif.

  13. assalammualaikum. salam kenal juga pak hamid
    saya menyukai tulisan2 bapak; sarat pengetahuan dan inspiratif dng cara pnyampaian yg menarik. Smoga Bpk tetap aktif berbagi gagasan dan informasi untuk kemajuan dunia perdosenan di Tanah Air.
    Jika bapak berkenan, boleh saya minta ID Facebook Bapak tuk gabung di pertemanannya?
    terima kasih banyak.

  14. Dear Abah,

    Salam kenal Abah, sekalian mau tanya…
    Untuk akreditasi jurnal Ilmiah ini, adakah kontak di DIKTI yang bisa untuk konsultasi tentang akreditasi Majalah ini?

    Terima kasih & Salam kenal

  15. Salam, Mas Abdul Hamid. Perkenalkan saya patrya, dulu anak fisip ui juga, cuma di HI. Salam kenal. Sy sekarang baru selesai s2. Sedang memikirkan kemungkinan berkarir jadi dosen di sebuah PTS Swasta di Jkt. Butuh sekali masukan-masukan dan perspektif dari Mas. Saya bisa via email di patrya.pratama@gmail.com. Terima kasih banyak Mas Abdul Hamid.

    PS: blog Mas ini mencerahkan banget plus jd ingin semua dosen spt Mas, semangat banget.

  16. Yth. Mas Hamid, Saya PNS di Pemda, berkeinginan pindah menjadi dosen, sy sudah S2, dan saat ini gol. IV/a (per 1 April 2014), umur 44 th. Mohon petunjuk apa yang harus sy lakukan dan tahapannya shg cepat terealisasi. Terima kasih Mas Hamid sebelumnya.

  17. Selamat belajar untuk mas Hamid. Atau sekarang sudah selesai ?
    Saya berharap mas Hamid bisa berkarya lebih banyak lagi saat di Indonesia, apalagi setelah mendapatkan jabatan Guru Besar atau Professor.

  18. Pak, mau tanya kalau seorang karyawan swasta apakah bisa menjadi seorang dosen tetap di PTS ? Apakah bertentangan dengan peraturan yang ada berkaitan dengan dosen tetap tsb ? Terima kasih

  19. salam kenal abah, saya dulu guru matematika di SMK swasta Surabaya selama 3 tahun, sekarang sudah lulus S2 PTS Surabaya dan pindah di tangerang selatan mengikuti suami, saya ingin menjadi seorang dosen sesuai dengan cita-cita saya, saya ingin mendapat saran, langkah apa yang harus saya lakukan untuk memulai karena saya benar-benar asing ditempat tinggal baru. mohon saran dari Abah. trims.

    • Mbak Nuning, jika ingin menjadi dosen pastikan NIGN/NUPTK sudah dinonaktifkan, karena kalau masih terdaftar akan ditolak sistem untuk mendapatkan NIDN yang menjadi identitas penting sebagai dosen. Nah, selebihnya mangga mendaftar sebagai dosen sesuai keahlian. Rasanya di Tangsel ada banyak kampus ya?

  20. Salam kenal pak hamid, saya pns non dosen ada keinginan alih tugas menjadi dosen gimana prosedurnya? mohon saran dan masukanya tentang rencana alih tugas ini, bagaimana menurut bapak plus minus menjadi pns struktural dan dosen?

    • Sebetulnya best dealnya adalah semua memenuhi isi kontrak, Mas Agus hanya menjadi dosen tetap di satu institusi dan tak bekerja di tempat lain, dan di sisi lain, Institusi/yayasan menyediakan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tunjangan fungsional dan jug asuransi sehingga dosen memang cukup bekerja di satu institusi itu saja.

  21. assalamu’alaikum Bah.

    Sepertinya saya bakal lebih sering mampir ke sini ni Bah….
    Pertama untuk nanya2 tentang WordAds dan yg kedua tentang monetisasi blog
    terakhir ya saling blogwalking saja 🙂

    Salam kenal Bah.

    Fikreatif.
    Salamu’alaikum

  22. Asswrwb. Salam kenal ! Bah saya mahasiswa Doktor Administrasi Publik, terkadang bingung dan buntu dalam melaksanakan tugas penyusunan disertasinya, bisa ga saya konsul dan bagaimana caranya agar aku bisa kontak langsung min pake via suara bah. Mohon konfirm ya bah wasslam

  23. Aslmkmww Pak…
    Sy ingin bertanya…sblm diterima menjadi CPNS IIIB sy sdh bergelar S3. Selama 1 thn mengajar, sy memiliki 2 jurnal ilmiah. Kemudian dalam pengangkatan pertama, stlh dihitung sy memiliki angka kredit 224. Pertanyaan saya: apakah pangkat akademis sy? Apakah AA atau lektor? Mhn penjelasan Bapak. Tks

    • Kalau untuk pengangkatan pertama dosen bergelar doktor langsung ke lektor Pak. Ijazah dihitung 200 dan ada kewajiban satu jurnal ilmiah. nah sayangnya kelebihan angka kredit hangus alias tidak bisa dipakai untuk kenaikan jabatan akademik selanjutnya. semoga sukses.

  24. Terimakasih informasinya Pak. Mungkin Bapak punya referensi tentang kasus saya ini, sehingga dapat meyakinkan tim penilai kami. Mungkin Bapak punya contoh kasus yang sama dengan saya? Mhn bantuannya Pak. Terimakasih.

  25. Assalamualaikum bah, saya Risa Handayani mahasiswa Ilmu Administrasi Negara UNTIRTA yang kebetulan adalah mahasiswa bimbingan abah. Saya sangat terinspirasi dan kagum dengan sosok abah. Saya juga punya keinginan yg sangat besar untuk kuliah ke luar negeri. Maka dari itu saya mohon doa dan bimbingan abah dalam usaha saya mengapai cita-cita kuliah di luar negeri 🙂 Wassalamualaikum.

  26. Assalamualaikum Abah,
    Saya orang Cianjur yang sedang menyelesaikan studi sarjana Administrasi Negara. Saya bercita – cita bisa melanjutkan pascasarjana administrasi publik di Untirta. Mohon bimbingannya bah, kalau boloh bisa minta alamat emailnya, untuk bertanya lebih lanjut.
    Hatur nuhun

  27. assalamualaikum bapa, saya sangat bangga dan terinspriasi setelah membaca profil bapa, yang memiliki semangat mengembangkan karir yang tinggi. sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya wulan, asal saya dari anyer banten seorang sarjana lulusan pendidikan biologi UPI dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan s2 di ITB jurusan biologi. saya sangat terinspirasi dari artikel bapa mengenai karir dosen, kebetulan saya bercita-cita ingin menjadi dosen terutama di daerah sendiri yaitu di banten. selama kurang lebih 6 tahun saya tinggal dibandung dan kuliah disini, terbesit dalam pikiran saya, saya ingin memajukan daerah tempat tinggal saya yaitu banten, terutama dalam hal akdemik yang berhubungan dengan sains dan engineer agar tidak tertinggal jauh dengan provinsi-provinsi lain. selain itu, menurut penglihatan saya memang di daerah sepanjang jalan cilegon anyer terdapat banyak industri-industri besar, akan tetapi sepengetahuan saya (mungkin salah) para ilmuan dan engineering serta petinggi petingginya yang bekerja di industri-industri besar tersebut sebagian besar berasal dari luar daerah banten, sedangkan warga banten sendiri sebagian besar hanya menjadi pekerja buruh dan adminnya saja. melihat fenomena tersebut saya memiliki keinginan untuk berkontribusi memajukan bidang akademik warga banten agar warga banten memiliki pengetahuan terutama bidang sains dan engineer agar dapat lebih sejahtera.

    yang ingin saya tanyakan ke bapa, walaupun magister saya tidak di luar negri, mungkinkah jika setelah saya lulus s2 tahun 2016 nanti saya dapat melamar menjadi dosen di untirta?
    bagaimana cara melamar untuk menjadi dosen pun saya belum banyak mengetahuinya. saya mohon penjelasan bapa. terimakasih banyak sebelumnya.

  28. assalamualaikum bapa, saya sangat bangga dan terinspriasi setelah membaca profil bapa, yang memiliki semangat mengembangkan karir yang tinggi. sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya wulan, asal saya dari anyer banten seorang sarjana lulusan pendidikan biologi UPI dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan s2 di ITB jurusan biologi. saya sangat terinspirasi dari artikel bapa mengenai karir dosen, kebetulan saya bercita-cita ingin menjadi dosen terutama di daerah sendiri yaitu di banten. selama kurang lebih 6 tahun saya tinggal dibandung dan kuliah disini, terbesit dalam pikiran saya, saya ingin memajukan daerah tempat tinggal saya yaitu banten, terutama dalam hal akdemik yang berhubungan dengan sains dan engineer agar tidak tertinggal jauh dengan provinsi-provinsi lain. selain itu, menurut penglihatan saya memang di daerah sepanjang jalan cilegon anyer terdapat banyak industri-industri besar, akan tetapi sepengetahuan saya (mungkin salah) para ilmuan dan engineering serta petinggi petingginya yang bekerja di industri-industri besar tersebut sebagian besar berasal dari luar daerah banten, sedangkan warga banten sendiri sebagian besar hanya menjadi pekerja buruh dan adminnya saja. melihat fenomena tersebut saya memiliki keinginan untuk berkontribusi memajukan bidang akademik warga banten agar warga banten memiliki pengetahuan terutama bidang sains dan engineer agar dapat lebih sejahtera.

    yang ingin saya tanyakan ke bapa, walaupun magister saya tidak di luar negri, mungkinkah jika setelah saya lulus s2 tahun 2016 nanti saya dapat melamar menjadi dosen di untirta?
    bagaimana cara melamar untuk menjadi dosen pun saya belum banyak mengetahuinya. saya mohon penjelasan bapa. terimakasih banyak sebelumnya.

  29. Assalamu’alaikum Abah Hamid, salam kenal.. saya Ilzamha baru lulus S2 UGM dan sekarang sedang mencari sebenarnya apa makna dan tanggungjawab seorang dosen yang baik itu? Saya akan lebih banyak membca lagi tentang dosen sebelum saya memutuskan bekerja sebagai dosen, mohon bimbingannya Abah..
    Maturnuwun
    -Ilzamha, Solo-

  30. Assalamualaikum pa. saya juga mau nanya dong. sekarang status saya adalah mahasiswa s2 di UNJ. untuk melamar menjadi dosen apakah bisa melamar langsung di universitas yang dituju atau harus menjadi PNS dulu?
    kalo boleh tau waktu antum jadi dosen, awal ceritanya gimana? hehe

    • Wa`alaikum salam Mbak Laila. Ada dua jalur seleksi, yaitu menjadi dosen PNS dan Tetap non PNS. Nah jadwalnya tergantung setiap kampus yg dituju. Jika melamar sebelum ada pengumuman penerimaan mungkin2 saja dan menjadi dosen luar biasa yg sifatnya tidak tetap. Saya dulu melamar menjadi dosen PNS.

  31. Assalamualakum abah. Saya hanya ingin mengucapkan selamat terpilih menjadi anggota drd banten. Meski banyak yang pro dan kontra, saya yakin abah dapat menepis pendapat miring yg berkembang.

  32. Assalamualaikum abaaah…senang sekali jdi nambah pengetahuan soal karir dosen. At least, jd tau mau masukin tulisan jurnal sebaiknya yg terakreditasi dan berikut nama2 jurnalnya. Jdi tulisannya berkualitas dan gak asal masukin ke sembarang jurnal. Saya agak sulit mau lanjut s3. Maklumlah bah.. Emak2.. Prioritas utamanya sekarang suami dan anak2.tpi saya janji sama diri sendiri walalupun berkarird kampus yg ga beken dan di kampung di sumatera barat sini. Tpi saya yakin bisa terus mengupgrade ilmu dengan rajin nanya dan cari tau. Doakan kami yg di pelosok bisa juga maju seperti mereka yg di kota. Pada akhirnya ini karir duniawi bisa berbanding lurus dengan tujuan akhirat kita ya bahhh.. Maaf jadi sok akrab deh.. Tpi sekali lagi terima kasih udh share ya bah. Ini abdul-hamid.com bakal jdi app icon d tab saya. Biar bisa langsung di buka. Update terus beritanya y bah..terutama soal kebijakan2 baru soal dosen yg makin lama makin absurd… Barakallahu abah :). (Mezia di Bukittinggi)

  33. Assalamualaikum Abah Hamid wahh stlh saya membaca artikel&profil Abah jadi rindu dg almamater tercinta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), perkenalkan abah saya Aditya alumni Akuntansi Untirta saat ini sdg menempuh studi S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (UINSUKA) prodi Keuangan&Perbankan Syariah

    saya baru mendapat info untirta baru membuka prodi Ekonomi Islam ya, kelak setelah saya lulus semoga ada jalan&kesempatan agar bs memajukan almamater tercinta menyebarkan shodaqoh ilmu yg bermanfaat kp adik2 penerus di untirta, membangun daerah serta negeri tercinta untuk lebih baik lagi, aamiin 🙂

  34. Salam kenal, bah! Kita satu kantor looo. Dikau di FISIP daku di FKIP, sayangnya kita belum pernah ketemu apalagi kenalan. Permanent head Damage, sekarang akupun sedang mengejarnya T.T

  35. Wah baru tau ada blog ini
    Di jurusan kayanya cuma bapak aja ya yang aktif ngeblog?

    Kontennya bagus, gaya bahasanya juga enak dibaca.
    Jadi betah deh nih 😀

  36. Slmt sore pak Abdul Hamid (Abah Hamid), nama saya Tabah. mahasiswa jurusan Ilmu Politik kampus IISIP Jakarta. saat ini saya sedang menyusun skripsi berjudul: Dinasti Politik Dalam Perspektif Demokrasi di Banten Periode 2007-2014. saya berencana mewawancarai Bapak atas rekomendasi dari pak Lili Romli. Saya berharap bapak berkenan menyisihkan sedikit waktunya untuk saya wawancarai. mohon responnya pak. terimakasih

  37. Assalamualaikum Wr. Wb.

    selamat siang yang terhormat bapak Abdul Hamid (Abah Hamid). barusan saya membaca tulisan abah tentang “menjadi dosen di Indonesia”. sebelumnya perkenalkan nama saya Achmad Khusnul Iman. saya lulusan UNTIRTA tahun 2016 ini wisuda Agustus kemarin. Dulu saya adalah salah satu mahasiswa Akuntansi UNTIRTA. setelah saya lulus saya mempunyai keinginan atau cita cita untuk dapat menjadi dosen di UNTIRTA tentu juga di Fak. Ekonomi dan bisnis. saya saat ini sedang mempersiapkan rencana saya untuk melanjutkan kuliah saya ke jenjang berikutnya. karena menurut kabar yang sudah umum bahwa untuk menjadi seorang dosen dibutuhkan orang orang yang memiliki gelar S2. sedikit cerita saja jika memungkinkan saya bisa untuk sharing dan memperoleh wejangan wejangan dari abah hamid yang telah menjadi dosen di untirta terkait rencana saya yang ingin juga menjadi seorang dosen.
    terimakasih atas perhatiannya, dan jika ada kata kata yang tidak berkenan yang telah saya tuliskan di halaman abah saya ucapakan mohon maaf.

    Wassalamualaiku Wr. Wb.
    For Reply : imanbachriansyah00@gmail.com

  38. Salam kenal Pak Hamid. Saya bisa mampir ke blog Bapak setelah browsing. Isi artikel nya sangat membantu dan gaya penulisan Bapak enak dibaca. Saya ijin kontak Bapak via Facebook ya Pak, terima kasih.

  39. Ass Abah Hamid, saya arif. dulu saya Pradana Pramunsa 2002-2003, dari dulu sudah mendengar tentang cerita Ka Hamid dari para pendahulu Pramunsa yang jujur dari ceritanya saja sudah terbersit wibawa dari seorang Ka Hamid dan skr sy menemukan blog ini sungguh luar biasa. saya berdoa semoga kelak ada pemimpin di Banten ini yang memimpin dengan benar-benar tulus untuk mengabdikan kelebihan yang dimilikinya guna membangun Banten dan penduduknya dan mudah2an orang itu Ka Hamid. Kasian melihat anak-anak muda semakin semrawut hidupnya tidak jelas pergaulannya. Sehat selalu dan jangan berhenti untuk melakukan perubahan yang lebih baik

  40. Bah, salam kenal
    mau nanya
    Untuk Blog WordPress abah sendiri itu dari wordpress hosting dan memakai salah satu plan atau itu wordpress self hosted bah?

  41. Hallo Pa Abdul
    Saya dapet page ini karena akan ke Jepang dan lagi cari2 informasi mengenai biaya sekolah sd anak.
    Apa ada alamat email yang kami bisa hubungi?
    Salam.

Tinggalkan Balasan ke retno Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.