Ini kejadian nyata, betul-betul terjadi.

Korbannya cukup banyak, dosen-dosen lain dan para mahasiswa.

Bukan korban sabetan golok, tapi korban pencurian.

Dicuri perhatiannya 🙂

kelas-gabriel

Ceritanya, tanggal 12 November saya mengundang Dr. Gabriel, seorang antropolog yang melakukan penelitian tentang pencak silat banten. Ada lima aliran yang diteliti dan kemudian dituangkan dalam bukunya yang berjudul Keyakinan dan Kekuatan.

Sebagai antropolog, tentu saja Gabriel tak mengamati pencak silat dari jauh. Ia terjun dan juga menjadi seorang pesilat, khususnya aliran TTKDH Paguron Pusaka Medal di Pamarayan di bawah bimbingan Abah Juhro. Walaupun ia belajar juga kepada beberapa guru yang lain, seperti Kang Cecep dari Panglipur yang maen di Starwars dan The Raid2.

the-raid-2-poster

Nah Gabriel saya undang untuk menjelaskan karyanya dan bagaimana karya tersebut dibuat. Sederhananya, bagaimana sih kerja seorang antropolog dari awal sampai karyanya berhasil terbit. Ini yang disampaikan Gabriel dalam kuliahnya. Banyak mahasiswa dan dosen tertarik, alhamdulillah.

gabriel

Btw, beberapa kawan menyampaikan protes karena poster di atas tak tertulis dengan baik dalam bahasa Inggris. Diterima protesnya, maklum ditulis di tengah rapat DRD, he he

Oh ya, mata kuliah yang saya ajar adalah Metodologi Penelitian. Mahasiswa belajar langsung tentang etnografi dari seorang antropolog yang melakukannya, selama 10 tahun.

Menarik bukan.

Bagi saya kehadiran Gabriel di kelas saya seperti kunjungan balasan saja. Lima tahun lalu saya juga sempat diminta mengajar di kelasnya Pembimbingnya Gabriel , Prof. Jean-Marc de Grave di University de Provence, Marseille – Perancis, di sela-sela mengisi sebuah seminar. Yang menarik Jean-Marc juga seorang pesilat perguruan Merpati Putih dan menulis karya tentang Ilmu Kanuragan.

Dan di akhir, seperti judul tulisan ini, Bung Gabriel maen golok.

Kapan lagi, orang Banten dan seorang Madura nonton Bule maen golok, he he

Tinggalkan Balasan