Kenapa saya belum pensiun dari Facebook? Kamsudnya sebagai pengguna facebook?
Sebagian besar millennial dan generasi yang lebih muda mulai beralih ke media sosial yang lebih segar. Sebagian bermain kata-kata di twitter, sebagian bermain gambar di instagram.
Saya pun punya akun di keduanya.
Namun bagi saya facebook ini seperti rumah rakyat kebanyakan. Facebook tempat saya mengecek arus, ombak dan angin bertiup. Terkadang saya menceburkan diri ke berbagai komunitas aneh-aneh untuk sekedar testing the water tadi. Kadang sanggup bertahan lama sebagai silent rider. Kadang gak kuat juga lalu keluar.
Di facebook juga saya suka membaca orang. Ada yang jago segalanya. Segala isu dikomentari, hebat pokoknya.
Ada yang narsia banget. Kapanpun-dimanapun diposting.
Ada yang hobinya menebar jempol dan dijempoli. Bahkan menjempoli statusnya sendiri dan membalas setiap jempol dengan mengatakan: thanks jempolnya.
Facebook juga mengajarkan bahwa kebijaksanaan (wisdom) dan kecendekiaan tidak tergantung usia dan pendidikan. Ada tua-tua keladi penebar hoax, walaupun ada yang muda. Yang kacau ha itu, sudah tua, pendidikan tinggi pula tapi hobby berkomentar nyinyir sambil membagi berita-berita dari sumber tidak jelas.
Anda dan saya masuk kategori yang mana?
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Saya juga masih bertahan untuk sekedar cari info dan buang suntukš